“Iskandar dZulqarnain” Sang Pemimpin Agung


Selain kanjeng nabi Muhammad, Islam juga telah menampilkan sejarah agung dalam sebuah management leadership. Seperti nabi Yusuf seorang pemimpin yang juga sekaliagus piawai dalam penataan ekonomi, nabi Sulaiman adalah gambaran pemimpin yang juga mulai menggunakan kecanggihan kecanggihan jaman, nabi Daud adalah sosok pemimpin yang juga mempunyai kekuatan fisik. Selain itu, Al Qur’an sebagai pedoman ummat Islam juga menceritakan seorang pemimpin yang handal seperti Bilqits, juga ada lagi kisah menarik yang spektakuler, yaitu raja Iskandar dZulkarnain.

            Kisah kepemimpinannya, Alloh sendiri yang menceritakan kepada nabi Muhammad melalui perantara wahyu yang termaktub dalam Al Qur’an, ketika orang orang musyrik menanyakan kepada nabi tentang siapakah sebenarnya dZulqornain itu. dZulqarnain adalah nama julukan, dikatakan dZulqornain karena ada sebuah tanduk kecil di kepalanya, ada juga yang mengatakan di juluki dZulqarnain disebabkan karena Alloh memberikan anugrah ilmu dhohir dan bathin, ada juga yang berpendapat bahwa beliau menguasai dunia barat dan timur yaitu Persia dan Rumawi. Nama aslinya adalah Iskandar, dialah yang membangun kota Iskandariyah/alexandriyah dan disamakan dengan namanya. Beliau bukan seorang nabi,akan tetapi hanya seorang wali yang di anugrahi Alloh ilham dalam hatinya. Iskandar dZulqarnain ini adalah anak cucu dari Syam bin Nuh yang mengikuti syari’at nabi Ibrohim. Ketika beliau menjadi raja, yang menjadi mahapatihnya adalah nabiyulloh Chidzir alaihissalam. , ada yang berpendapat bahwa beliau adalah anak cucu dari ‘Ish bin Ishaq, beliau (Iskandar dZulqarnain) hidup selama kurang lebih 1600 tahun pada 300 SM. Menurut Imam Qurthubi, Iskandar dZulqarnain adalah seorang kebangsaan Rumawi, ketika dewasa dia adalah hamba yang sholeh, bahkan Alloh menganugrahkan ilham dalam hatinya untuk dapat memimpin dan mengatur strategi, serta kefahaman berbagai bahasa ummat di dunia barat dan timur. Dalam ilhamnya, Alloh ,mengutusnya untuk menjadi seorang pemimpin ummat dunia yang mereka berbeda beda bahasanya, bahkan Alloh juga mengilhamkan bahasa bahasa orang di dunia kepadanya.

            Riwayat yang lain menyatakan dia adalah pendiri Imperium Persia, tokoh ini terkenal sholeh dan bijaksana. Dia menaklukkan Mesir, lalu ke Yunani dan terus kea rah barat. Thabathaba’I menulis bahwa ini sejalan dengan isyarat Al Qur’an. Adapun benteng yang di bangun adalah di daerah pegunungan Qofqos, ini adalah satu satunya dinding yang di bangun dari batu dan besi. Benteng tersebut di bangun atas permintaan suatu kaum, karena ada masyarakat yang tak kenal budi pekerti, dengan ulahnya yang sering membuat kerusakan, yaitu  Ya’juj dan Ma’juj, kemudian di bangunlah benteng tersebut dengan partisipasi seluruh warga sekitarnya di dataran tinggi dengan terbuat/di lapisi dari besi dan tembaga. Ini adalah kebijakannya untuk melindungi kaum tertindas kedzoliman, dengan mengasingkan ya’juj ma’juj dari penduduk sekitar.

            Seperti yang telah tergambar dalam Al Qur’an, bahwa Iskandar dZulqarnain adalah seorang raja yang menguasai dunia barat dan dunia timur, dalam perjalanannya ke dunia barat dan timur, Alloh juga mengilhamkan melalui malaikat agar Iskandar dZulqarnain juga mengajak agar manusia bertauhid kepada Alloh. Lokasi yang di maksud dengan istilah dunia barat adalah Iran, Kazakhstan, Rusia, Georgia,Azerbaijan, sedang di wilayah timur adalah cina, asia. Hasil penelitian pakar mesir Dr Anwar qudri memberikan informasi sejarah, bahwa perjalanannya ke barat adalah sampai di hulu sungai amazon di Brazilia di samudra atlantik, sedang ke timur sampai di suatu tempat dimana dia menemukan matahari terbit di suatu kawasan yang di huni segololngan umat yang tidak terlindungi oleh cahaya matahari, ini menurut peneliti tersebut adalah pulau Halmahera di Maluku Indonesia.

            Ilmu dan tauhid adalah sarananya yang menjadikan dia menjadi seorang pemimpin yang super power, disamping karena keilmuan, keahlian, beliau adalah tokoh pemimpin yang tawadlu’. Sebelum menjadi seorang penguasa Iskandar dZulqarnain sowan terhadap seorang guru sufi, untuk meluruskan niatnya menguasai dunia barat dan timuar. Dalam retorikanya, Iskandar dZuilqarnain merasa tidak pantas untuk menguasai dunia barat dan timur, bukankah urusan dunia adalah lebih kecil daripada urusan akhirat? Akan tetapi sang guru sufi itupun memberi motivasi hebat, agar dia tetap mentaklukkan dunia barat dan timur dan untuk semata mata mentauhidkan diri kepada Alloh.

            Sebagai orang yang di anugrahi ilmu dhohir dan bathin, Iskandar pun pada akhirnya mampu menguasai dunia barat dan timur. Dalam keterangan tafsir Ibriz, menurut sejarah, raja raja yang bisa menguasai dunia itu hanya ada 4, yang dua kafir, yaitu raja Namrud dan Raja Buntanashr. Sedangkan raja dua yang bisa menguasai dunia dan dia  mukmin adalah nabiyulloh Sulaiman bin nabiyulloh Daud alaihissalam dan raja Iskandar dZulqarnain. Dalam kepemimpinannya, Alloh telah memberikan kelengkapan kelengkapan kepada Iskandar dZulqarnain untuk menjadi seorang raja, seperti kefahaman dia dalam segala bahasa orang orang di seluruh penjuru dunia, bala tentara yang luar biasa banyaknya, ketajaman intelektual strategi, termasuk juga kelengkapan materi yang di anugrahkan Alloh kepadanya.

             Pemimpin besar adalah yang mampu menciptakan kemaslahatan ummat dan mampu memimpin dirinya sendiri. Mengerti akan peran dwifungsinya dalam setiap jejak langkah yang di tempuhnya, yaitu peran sebagai hamba dan kholifah. Sebagai hamba, Iskandar dZulqarnain merasa tidak mempunyai daya upaya apapun atas kekuasann yang diberikan Alloh kepadanya, sampai Alloh mengilhamkan sebuah motivasi dan mengilhamkan kelebihan kelebihan yang ia miliki untuk memimpin, sama sekali tidak ada ambisi dalam  hatinya untuk bisa menguasai dunia barat dan timur, ke tawadlu’an inilah kemudian alloh benar benar memilihnya untuk menjadi penguasa dunia, karena kebesaran tak akan diberikan kepada orang yang takabur, kecuali karena sang penguasa istihza’ (menghina) kepadanya. Sebagai seorang kholifah, Iskandar dZulqarnain selalu berupaya dan melakukan strategi kekuasaan, jadi sinkron sudah antara sikap transendtal pada sang penguasa serta sikap nilai langkahnya yang tak putus asa untuk menaklukkan dunia. Atas segala kekuasan yang ia raih, pada dunia barat dan timur, antara Persia dan rumawi, tak ada sikap kecilpun ia merasa memiliki, semua adalah semata mata anugrah Alloh kepada, hal ini seperti tergambar dalam firman Alloh surat al Kahfi ayat 99 “ qola hadza rohmatummirrobby “bahwa ini adalah semata mata anugrah Alloh, hal ini juga terucap ketika nabiyulloh Sulaiman melakukan strategi serangan terhadap Bilqitys agar dapat takluk pada kerajaannya dan mengajaknya beriman, yang tatkala itu istana Bilqits di pindahkan oleh prajuritnya yang alim dalam waktu sekedip mata ke dalam keratin nabi Sulaiman, ketika itu terjadi, yang terucap oleh nabi Sulaiman adalah “ hadza min fadli Robby “, semua ini adalah semata mata anugra Alloh, apakah setelahnya ia kufur ataukah syukur.

            Sepertinya, sebagai pemimpin setidaknya memang harus mempunyai bekal, bekal itu tidak cukup hanya ilmu pengetahuan, akan tetapi kekuatan batin adalah sebagai penguat sejati dalam membekali diri untuk menjadi seorang pemimpin. Sikap tidak merasa memiliki atas segala kekuasan mestinya terpatri, agar tidak muncul sikap untuk ‘menguasai’. Kekuatan batin merupakan management yang tidak nampak yang sekaligus harus tertanam, karena ini yang akan mengalirkan sikap tanpa pamrih ‘ora dumeh’ dan lain sebagainya dari penyakit penyakit batin, juga tidak merasa beban atas tanggungjawab, serta akan memunculkan sikap humanis, tidak dictator dan otoriter, seperti terlihat dalam kisah Iskandar dZulqarnain saat membangun benteng untuk melindungi kaum tertindas yang berlabel ya’juj dan ma’juj, bahwa masyarakat sekitar juga di ajaknya untuk berpartisipasinya dan saling bekerja sama dalam membangun sistim keamanan. Upah tidak diharapkan oleh raja Iskandar dZulqarnain, karena waktu itu masyarakat menawarkan upah atas pembangunan benteng atau dinding pengaman ya’juj dan ma’juj itu, akan tetapi raja Iskandar dZulqarnain menolaknya, ‘anugrah Alloh sudahlah cukup bagiku’ , itu adalah retorika raja Iskandar dZulqarnain yang tergambar dalam al qur’an, ini kemungkinan menunjukkan pada sikap penguasa yang anti di bayar rakyat, atau sikap anti penguasa yang hanya melakukan sesuatu demi masyarakatnya jika dibayar rakyat, atau sikap anti dari seorang penguasa yang mengambil kekuasaan untuk menikmati kekayaan rakyat.

            Betul betul dunia barat dan timur dalam kisah Iskandar dZulqarnain adalah menyatukan akal dan jiwa, nalar dan rasa. Karena barat memiliki cara pandang yang berbeda dengan timur, barat mengandalkan akal, penalaran,dan analisis untuk membaca fenomena alam. Ini menjadikan mereka tidak jarang melupakan nilai nilai spiritual. Sedang timur mengandalkan intuisi dan penyucian jiwa guna meraih kebenaran. Timur hampir saja mengabaikan nalar, sehingga mereka lebih banyak memandang dengan jiwa daripada akal. Pemimpin, terangkumlah dalam dzikir, fukir dan gerak implemantatif aktif pada bingkai amal sholeh. Sudah semestinya menyandarkan segalanya pada sang Kholiq tanpa meninggalkan sikap atas mandatNya menjadi kholifah di bumi. Pemimpin bukankah yang berada pada struktur atas, karena bisa jadi pemimpin adalah yang menciptakan kebaikan/kemaslahatan untuk sekelilingnya serta mampu memimpin dirinya sendiri.

Wachyuni

Satu respons untuk ““Iskandar dZulqarnain” Sang Pemimpin Agung

Add yours

  1. Boleh nanya gak bung? Begini, benar gak,kalau kata sejarah tambo anak2 dari Iskandar Dzulqarnain,merantau dan tiba mendarat di bukit Siguntang.Sum sel? Jika anda tdk berani atau tdk menjawab nya,berarti Mythos itu benar, bagaimana? Wslm

Tinggalkan komentar

Atas ↑