PMII Hadirkan PMKRI, Mengupas Moderatisme dalam Merawat Keberagaman Bangsa


Pasuruan, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Ngalah khususnya Bidang 3 Keagamaan adakan Kajian Lintas Agama dengan menghadirkan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Cabang Malang Pada Tanggal 23 Maret 2021 di Gedung NKRI Hall Meet lantai 2 dengan angkat tema Moderatisme dalam Merawat Keberagaman Bangsa. Rabu(24/03).

Moderasi tidak hanya milik satu agama, lebih tepatnya moderasi beragama lekat pada setiap agama. Moderasi beragama dimaknai sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengalaman agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif), sehingga keseimbangan atau jalan tengah dalam menjalankan beragama ini akan menghindarkan sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama.
Khafidz Ainul Yaqin mengatakan moderat itu tidak kekiri dan tidak ke kanan tapi Menengah dalam artian menengah sesuai dengan sisi tempatnya masing-masing. Jika dalam ranah agama tetap agama, politik tetap politik. Bukan Agama dijadikan alat politikasi.
“Islam ataupun agama lainnya tidak pernah mengajarkan kekerasan justru agamalah yang mengajarkan cinta dan kasih sayang. Harapan besar saya PMII bisa membawa politik kebangsaan atau politik kemanusiaan dan STOP mempolitisasi agama sebagai mobilisir massa” ujar Dr. M. Anang Sholikhudin, S.Pd.i. M.Pd.i
Agama sejatinya hadir untuk menjaga harkat dan martabat kemanusiaan yang mampu membangun pergaulan agama yang lebih manusiawi dan meredam potensi-potensi kekerasan umat beragama yang diperlukan sikap moderat agar keberagaman entitas bangsa bisa bersatu padu membangun peradaban negara Indonesia yang plural, dengan ini tentu tidak boleh memihak salah satu dari kedua pihak agar mampu meraih kemajuan, kesejahteraan, kedamaian dan keadilan dalam bingkai NKRI yang demokratis.
Antonia Maria Oy mengatakan kita disini bukan siapa kita dan dari agama apa kita. Tapi, kita Indonesia. Kita beda tapi satu tujuan yaitu sama berusaha mewujudkan Indonesia yang damai dan aman.
“jika makan nasi tanpa lauk pauk maka akan terasa hambar sama halnya dengan Indonesia maka harus ada Islam, Katolik, Hindu, Budh, Kristen dan Konghucu agar indonesia berwarna” ujar Erdus Anggal.
Tujuan diadakannya acara ini adalah menunjukkan bahwa organisasi PMII bertoleransi, berrelasi sosial yang hangat antar umat beragama dan menambah keberagaman kaderisasi yang menjaga kebhinekaan Indonesia serta merupakan langkah awal untuk menunjukkan bahwasannya Universitas Yudharta Pasuruan berbasis multikultural. Kajian Lintas agama ini masuk dalam Tripologi PMII yaitu Dzikir, fikir, Amal sholeh.
Bahrul Ulum selaku Presma UYP mengatakan Kajian Lintas Agama ini termasuk dalam Trimotto PMII yaitu Dzikir (ingat siapa kita), fikir (berfikir terkait Moderat), selanjutnya adalah kita harus Amal sholeh (melakukan yg sudah kita dapat hari ini).
Rere Ryan Tonio selaku Ketua Rayon Enstein mengatakan bahwasannya Acara pada hari ini sebagai tombak dan berkomitmen untuk menjaga dan merawat nilai-nilai pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara serta merupakan lompatan baru yang harus kita apresiasi karena kegiatan seperti ini sangat jarang sekali diadakan.
“PMII Ngalah akan membantu mendirikan organisasi PMKRI dan GMKI jika mahasiswa non muslim di Yudharta menjadi minoritas karena Organisasi PMII dibawah naungan Universitas Multikultural” Ujarnya.
Acara Kajian Lintas Agama tidak akan berhenti disini tapi ini akan menjadi program kerja tetap. Yang selanjutnya akan mengadakan bersama GMKI(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Tidak hanya itu, Di Bulan Juli diadakan PKD (Pelatihan Kader Dasar) yang dibuka dengan Seminar Nasional Lintas agama dengan mengundang kaderisasi setiap agama lainnya.
“Bicara soal moderat dan multikultural tidak cukup untuk berhenti disini maka dari itu harus ada pertemuan-pertemuan lagi. Di Bulan Juli, diadakan PKD Seminar Nasional Lintas agama dengan mengundang kaderisasi dari agama masing-masing” Ujar Al-Fakih selaku Sekretaris Komisariat Ngalah.


(Silviya)

Komentar ditutup.

Atas ↑