NU dan Pesantren Motor Kampanye PHBS

Hidup bersih dan sehat bagian integral ajaran agama Islam. Tidak sedikit dalil agama (Islam) yang menjelaskan urgensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun, tradisi PHBS belum terlihat jelas dalam kehidupan umat islam.

“Pesantren (sebagai institusi dakwah Islam) bertanggung jawab untuk mensosialisasikan kesehatan,” demikian disampaikan PW LKNU Jawa Timur Dr. Muhammad Tohir, saat memberikan sambutan pada acara Pengembangan dan Orientasi Pengembangan Pesantren dan Santri Sehat, Ahad (30/10), di Hotel Oval Surabaya.
Lanjutkan membaca “NU dan Pesantren Motor Kampanye PHBS”

Rahasia 17 Agustus 1945

Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.

“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

Lanjutkan membaca “Rahasia 17 Agustus 1945”

Pelajaran Dari Bocah Penjual koran

Pagi itu seperti biasa saya berangkat pagi setelah subuh dari rumah, ke tempat penyimpanan motor di bilangan cawang, uki, walau sering terlambat, kali ini saya datang labih awal ketempat menunggu bis antar jemput yang membawa saya ke kantor, saya menyukai naik bus jemputan karena lelah berkendara dari depok-cikarang. Tidak tahan kemacetan ibu kota. Seperti biasa saya duduk bersama rekan rekan sambil menunggu jemputan. Tetapi karena saya datang lebih awal, munculah seorang bocah lelaki yang seperti biasa menawarkan Koran kepada semua penduduk shelter.

” Koran, Koran, Kompas, Media, tempo, republika, warta kota” begitu teriak bocah laki-laki tersebut menawarkan Koran kepada kami. “Koran bang” dia menawari ku untuk membeli Koran. “seperti biasa kompas satu” kataku meminta Koran yang biasa kubaca setiap pagi.

Tangan mungilnya dengan cekatan memilih Koran yang kuminta diantara tumpukan Koran dagangannya.

” ini bang Koran kompasnya” memberi Koran yang aku minta kepadanya, “nih ada kembaliaanya engga” kataku sambil menyodorkan uang Rp 50.000, kepadanya. “beres bang, pasti ada” segera dikeluarkan kembaliannya dari tas gembloknya yang kotor, “wah pagi-pagi uangnya dah banyak ya” kataku kepada bocah tersebut.

Lanjutkan membaca “Pelajaran Dari Bocah Penjual koran”

Sufi Eksentrik: Membina Pelacur

Mbah Sungeb kyai jadhug tapi tasattur (sengaja menyembunyikan kelebihannya). Tak banyak yang mengetahui jati dirinya.

Suatu kali ada acara NU di Surabaya. Kyai Bisri Mustofa mengajak sejumlah kyai Rembang untuk berangkat berombongan dengan mobil miliknya. Mbah Sungeb ingin ikut tapi tak berani ngomong sendiri, maka ia minta tolong salah seorang kyai itu untuk mengusulkannya kepada Kyai Bisri.

“Sungeb kok dinaikkan mobil segala”, jawab Mbah Bisri, “Nggak usah!”

Rombongan pun berangkat tanpa Mbah Sungeb.

Sebagian kyai merasakan ganjalan di hati: Kyai Bisri kok pelit sekali, ditambahi nunutan satu orang lagi saja kok nggak mau, padahal masih ada tempat. Sebagian lainnya menduga-duga: apa ya, kesalahan Mbah Sungeb, kok sampai sebegitunya Kyai Bisri menyingkurinya?

Lanjutkan membaca “Sufi Eksentrik: Membina Pelacur”

NENG JUGA BISA JATUH CINTA

OLEH : Keylany Mar’ah Guevara


االله اكبر االله اكبر

ااشهد انل لا اله الا الله

واشهد ان محمدالر سو ل الله

حئي ءلى الصلا ة

حئي ءلى الفلاح

الصلا ة خير من النوم

االله اكبر االله اكبر

لا اله الا الله

Dari kejauhan terdengar suara adzan di kumandangkan yang berkolaborasikan suara ayam jantan berkokok. Dengan suara lantang sang muazdin melantunkan syair-syair Tuhan sehingga membangunkan para santri yang masih asyik kencan dengan malaikat mimpi.

Dengan semangat Kaylani beranjak dari tidurnya dan sesegera mungkin melangkahkan kakinya ke kamar mandi guna mengambil air wudluk. Di siramkannya air bening nan suci pada raut wajah yang munggil putih. Dengan diiringi niat yang tulus suci seolah-olah terhapuslah semua beban dan dosa- dosa yang menempel dalam tubuhnya. Lanjutkan membaca “NENG JUGA BISA JATUH CINTA”

KUMPULAN PUISI BASHORI EINSTEN

KUMPULAN PUISI

SISI GELAP KEHIDUPANKU

OLEH HASAN BASHORI

Do’aku

11-01-2009

Bersholawat menyebut asma Alloh

Saling asah

Saling asih

Saling asuh

Hidup tenang penuh kedamaian

Demi mengharap keridhoan

Dengan yakin memanjatkan keinginan

Demi mengharap suatu kepastian

Rasa sesal hati terdalam

Di iringi tangisan penyesalan

Hanya untuk memperoleh kedamaian

Hidup tenang

Penuh gairah mengiringi perjalanan

Dalam hidup keduniawian

Iilah nyanyian

Pengharapan

Dari lubuk hati

Penuh dengki

Hanya untuk diri sendiri

Dan demi kesejahteraan

Umat manusia yang hakiki Lanjutkan membaca “KUMPULAN PUISI BASHORI EINSTEN”

Atas ↑