Demo Hingga Bakar Ban

RADAR BOGOR 31-OKTOBER-2013

AKSI BAKAR BAN NYARIS KENAIN MOBIL

 CIBINONG- untuk kedua kalinya unjukrasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa, yang tergabung dalam pergerakan mahasisiwa islam Indonesia pc kab. Bogor di kantor DBMP, berujung ricuh, kericuhan terjadi saat mahsiswa, melakukan aksi pembakaran aksi pembakaran ban, kemarin mahasiswa sempat terlibat debat dan saling dorong dengan petugas keamanan DBMP. Sebelumnya unnuk rasa yang dilakukan mahasuiswa dari PMII juga berakhir ricuh, kericuhan terjadi ketika mahasiswa membakar ban di halaman parker mobil kantor DBMP yang Dijalan Tegar Beriman. Namun aksi tersebut di halangi petugas keamanan lantaran api yang berasal dari ban bekas hampir menyamber kendaraan mobil APV yang ada dilokasi, beruntung aksi dorong tidak berlanjut karena peetugas polres bogor datang dan langsung melakukan pengamanan. Polisi juga langsung memadamkan api, sempat terjadi adu mulut terajdi saat mhsswa mencoba untuk mmbakar ban kmbali, namun petugas melarangnya. Suasana smakin memanas ketika mereka mencoba masuk gedung coordinator aksi PC PMII Kabupaten BOGOR Yosi Ridwan Hidayat mengatakan kdatangannya kembali lantran saat ini, tuntutan mereka belum di penuhi terkait banyaknya infrastruktur yang rusak berat, kami akan terus berunjuk rasa jika tuntutan kami tidak di penuhi. Saya mlihat infrastruktur di kab. Bogor masih buruk, ujarnya. upaya dialogpun ditolak mentah oleh mhasiswa, mahasiswa meminta kepala dinas edi wardani yang menemui mereka. Tapi sayang kepala dinas tidak ada di tempat. Kecewa ,sebelum membubarkan diri mahasiswapun mengancam akan berunjuk rasa kembali,(ded/b)

JURNAL BOGOR “ DEMO DBMP NYARIS RUSUH

CIBINONG- sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam PC PMII kabupaten BOGOR kembali melakukan aksi demo, didepan kantor dinas bina marga dan pengairan kabupaten bogor. Berbeda dengan aksi sbelumnya, masa yg dihadang oleh petugas keamanan kantor dbmp sempat terjadi dorong2an antar kedua belah pihak. Koordinat aksi Yosi Ridwan Hidayat, mengatakn banyak pengrjaan jalan raya yang tidak sesuai dengan prosedur. Beberapa jalan telah di perbaiki namun banyak jalan yang telah di perbaiki itu sudah rusak kembali ujar Yosi kepada jurnal bogor. (selasa/10) masa yang datang untuk menyampaikan aspirasinya tsb, merasa gerah dg kinerja DBMP. Sejumlah jalan di kecamatan ranca bungur selama 4 tahun ini belum ada perbaikan, tambahnya. Selain itu saat menggelar orasinya, para pendemo tidak mendapat pengawalan dari polisi dan satpol pp sehingga berhasil menerobos pintu gerbang DBMP dan melakukan aksi pembakaran ban di depan kantor. Melihat aksi bakar ban yang berdekatan dengan sejumlah mobil apv warna hitam yg sdang trparkir ptugas keanann dbmp langsung memadamkan api dan membuang ban yang sdah trbkar tersebut. Tak sampai di situ merasa aspirasi mereka tidak di dengar olh jajaran DBMP para pendemo memkasa masuk kantor yang mendapat pengwalan petugas kemanan setempat. Yosi menutut DBMP cepat melakukan perbaikan infrastrktur jalan di kabupaten Bogor yang masih rusak parah. Sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan nyawa melayang akibat kondisi jalan yang rusak parah” tandasnya. Kasi pemeliharaan DBMP kabupaten Bogor hilman sama sekali tidak berani membrikan komentarnya tentang aksi pendemo tsb. Trbukti saat di temui sejumlah media, ia malah menghindar lalu lari kedalam kantornya. NOVERANDO H(KTR) — bersamaKomisariat Stis NU Cianjur dan 94 lainnya di Jalan Raya Bogor (deket lampu merah Pemda-Bogor Cibinong).

AKU PMII

deklamator: Dhalut Phyton
deklamator: Dhalut Phyton

 

Kala itu

Aku terus malu

Kebodohan tertuju padaku

Bukannya aku tertipu

Namun itulah aku

Sebelum bersamamu, PMII ku

 

Sejak saat itu

Aku terus maju

Kebodohan masih bersamaku

Bukan aku tak mau

Namun itulah aku

Saat-saat bersamamu, PMII ku

 

Saat ini

Aku terus bermimpi

Kebodohan adalah inti

Sebuah semangat mencari jati diri

Melupakan usaha dan pengorbanan diri

Petuah itu kuambil di PMII

 

Aku bagian dari PMII

Aku berhutang kepada PMII

Aku berhasil melalui PMII

Aku tersesat untuk maju pun di PMII

 

PMII buatku adalah jalan lurus

PMII adalah jalan sesat yang benar

Mereka yang bernaung dibawahnya

Tersadarkan akan dinamika kehidupan

 

Akhirnya

PMII menyadarkan kebodohanku untuk terus belajar

PMII mengingatkan usahaku menuju keberhasilan

PMII menginsyafkan dzikirku untuk menghamba

PMII membalikkan otakku untuk berpikir perubahan

PMII mendorongku untuk beramal saleh sebagai perjuangan

Itulah dzikir, pikir, dan amal saleh

 

malam pengukuhan PKD PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan
malam pengukuhan PKD PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan

Pasuruan, 04 April 2015

Makhfud Syawaludin

Sekretaris Umum PC PMII Pasuruan 2014-2015

*Pernah dideklamasikan pada Pembaiatan PKD (Pelatihan Kader Dasar) XIV PK PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan pada tanggal 9-12 April 2015

Dekonstruksi & Pribumisasi Valentine Day

Untitled-1

Semacam Pengantar

Sebulan sebelum februari, gegap gempita malam tahun baru berhasil membius kebanyakan orang. Tidak mau ketinggalan, Februari akan ditabuh genderang oleh tradisi hari kasih sayang. Sebut saja, 14 februari/Valentine Day. Tradisi tersebut begitu membumi dan entah itu berupa perayaan positif maupun negatif. Mulai memberi ucapakan “I love You” dan cokelat oleh pasangan suami istri, antar kolega, pasangan pra-nikah, bahkan free sex. Itu artinya, beberapa orang bersujud syukur, beberapa yang lain bersyujud mungkur. Hehehehe.

Selain itu, ada pula yang ribut meribut soal pelarangan tradisi tersebut. Persoalannya, akan kah tradisi tersebut dapat dihapuskan dengan upaya pelarangan saja? tentu saja tidak. Tetapi, pelarangan akan meminimalisir dampak negatif valentine day. Bukankah pelarangan itu tidak melarang mendiskusikan soal valentine day? Menjadi perlu, penanganan negatif valentine dengan cara dialektika. Sekali lagi, tidak perlu berdebat soal ijtihad terhadap penanganan valentine day, toh tujuannya sama, yakni menyebarkan kebajikan.

Melihat fenomena perayaan valentine day, kemungkinan terdapat beberapa kesalahan pemahaman. Pertama, kurangnya kajian terhadap valentine day. Bukankah, mendiskusikan itu dapat sangat berdampak terhadap pembentukan pemahaman. Kita tidak perlu berharap 100 % peserta kajian dapat berubah, minimal beberapa peserta tercerahkan. Hehehehe. Kedua, pelabelan tabu terhadap pembahasan valentine day, sehingga para pemuda berijtihad sendiri tanpa ada kontrol. Ketiga, pelarangan masih bersifat radikal, tanpa mau melihat kebingungan (cara pandang) para pemuda pelaku tradisi valentine day. Hemat penulis, perlu berbagai upaya untuk tranformasi nilai negatif valentine day menuju nilai-nilai positif.

Akhirnya, ini memberikan pemahaman bahwa kita memiliki manhaj al-fikr dan cara tersendiri dalam merayakan sebuah momentum. Lagi-lagi, persoalan cara pandang yang menentukan arah kita melangkah. Yuk membenahi cara pandang kita, agak tidak “paham salah.” Hehehehe. Bagaimana caranya? Banyak-banyak membaca dan berdiskusi untuk menemukan nilai dalam sebuah sejarah, termasuk asal usul sebuah tradisi. Termasuk, sejarah valentine day.

Nilai Sejarah Perlawanan Valentine Day

Cukup banyak sejarah tentang valentine day. Yang jelas, sejarah tersebut sangat berbeda dengan apa yang secara ekstrim dipraktikkan dalam perayaan valentine daysekarang. Mengapa demikian? Sebeb kita tidak pernah atau kurang belajar soal sejarah dan belum menemukan nilai-nilai positif dari sejarah tersebut. Dalam hal ini, penulis memilih sejarah kemunculan perayaan valentine day pada masa Kaisar Romawi Claudius II (270 SM).

Kaisar Roma ini dikenal kejam, Ia memberlakukan peraturan yang melarang orang-orang untuk menikah. Pemberlakuan peraturan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia juga berasumsi bahwa bala tentaranya akan menjadi semakin besar dan kuat, jika tentaranya tidak menikah, Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara.

Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan keluarganya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Akhirnya, dia kemudian menggagas ide “gila”, bahwa laki-laki yang tidak kawin, akan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Sehingga kaisar memutuskan untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin.

Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Uskup Valentine juga tidak mendukung kebijakan tersebut. Sebagai seorang pendeta yang bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Valentine tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia. Diam-diam uskup Valentine mengumpukan muda-mudi yang saling jatuh cinta untuk dinikahkan.

Tidak lama kemudian, Kaisar mengetahui dan marah besar. Akibatnya, uskup Valentine ditangkap dan dipenjarakan. Ia harus menyembah dewa orang Romawi jika tidak ingin dihukum. Valentine dengan keras menampik tawaran itu. Akhirnya, tepat 14 Februari 270 SM, Valentine dipukuli, dilempari batu, dan dipenggal. Hukuman ini terjadi bertepatan saat mempersiapkan festival Lupercalia rakyat Romawi. Untuk mengenang jasa dan pengorbanan Santo Valentine dan menghormati tradisi rakyat romawi, para pastor Romawi menentukan tanggal 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine. (baca: Membahasakan valentine day dalam organisasi;www.pmiingalah.wordpress.com).

Setelah membaca kilas sejarah tersebut, ada beberapa nilai yang dapat kita ambil,  antara lain: a). Melawan kebijakan yang mengkebiri Hak Asasi Manusia untuk menikah, b). Keteguhan akan keyakinan dan kebenaran, c). Melegalkan kasih sayang dalam pernikahan, dan d). keberanian memperjuangkan penghapusan penindasan. Sederhananya, sebenarnya valentine day merupakan perlawanan terhadap penindasan. Apabila ditarik masa sekarang, seharusnya valentine dayharus melawan free sex dan kejahatan seksual dengan menikah dan hidup bersama menuju sakinah, mawaddah, warahmah pasca pernikahan.

Semacam Usulan

Pernah penulis berpikir, andai kita tidak sibuk mentabukan dan melarang secara radikal valentine day, mungkin kita akan bisa membumikan valentine day lebih bermoral. Selain itu, kita bisa saja mengganti cokelat dengan jajanan lokal kita. Misalnya, Jenang, wajik, klepon, gethuk lindri, gatot, putu, amparan tatak, pisang epe, dan lain-lain. Hehehehe. Tinggal bagaimana kita mengemas jajanan tersebut. Inilah yang penulis sebut sebagai Pribumisasi valentine day. Bagaimana sahabat? Dengan kondisi sekarang ini, mari bersama-sama mengupayakan valentine day lebih ramah, anggun, dan bermoral. Bukankah kasih sayang meski diwujudkan lebih santun dan bermoral? Tugas kita bersama melakukan itu.

Oleh: Makhfud Syawaludin

Sumber: http://makhfudsy.blogspot.com/2015/02/dekontruksi-pribumisasi-valentine-day.html dan http://www.infopasuruan.com/dekonstruksi-pribumisasi-valentine-day.html

Membahasakan Valentine Days Dalam Organisasi

VALENTINE DAYS DAN ORGANISASI
Antara Kausalitas dan Peran Organisasi

Oleh : PK. PMII Ngalah bersama kajian cultural dengan Sahabat Alumni Amang Fathurrohman M,PdI.

Tanggal : 01 Pebruari 2009

Bertempat : di Kedai Kopi Kampus

Pengantar

14 Februari, atau yang lebih dikenal dengan Valentine Days/Vide (vide, sebutan penulis agar mudah diucapkan dan tampak lebih keren), satu tanggal yang mempunyai moment tersendiri khususnya bagi para remaja, satu moment yang istimewa (special), bahkan cenderung disakralkan untuk menjadi hari “kisah cinta umat manusia”. Lanjutkan membaca “Membahasakan Valentine Days Dalam Organisasi”

Atas ↑