Memperingati hari Ibu nasional, Pengurus Rayon Al-Awwam PMII Ngalah Pasuruan mempersembahkan Lomba Cipta Video Kreasi Puisi

Pamflet Lomba Cipta Video Kreasi Puisi

Pengurus Rayon Al-Awwam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat NGALAH PASURUAN mengadakan kegiatan Lomba cipta video kreasi puisi di lingungan Universitas Yudharta Pasuruan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperingati memperingati hari ibu nasional, Rabu (22/12) di kantor kesekretariatan rayon PMII NGALAH Purwosari kabupaten Pasuruan.

Kegiatan Lomba kreasi yang diadakan oleh pengurus Rayon Al Awwam PMII NGALAH tersebut bertujuan untuk menggugah jiwa kesenian dari seorang pelajar,santri, Mahasiswa yang berada di lingkungan kampus Universitas Yudharta Pasuruan dan Pondok Pesantren Ngalah.

Mengutip pembicaraan M. Abdul Rohman, selalu ketua rayon Al Awwam PMII NGALAH PASURUAN, “sudah sa’atnya kita sebagai mahasiswa bergerak menerapkan tri Dharma yang nomer 3 yaitu pengabdian kepada masyarakat dengan menyediakan media untuk berkreasi di ruang lingkup sekitarnya, salah satunya dengan mengadakan perlombaan guna menggugah kreatifitas para pelajar.”

“mengingat hari ini adalah hari ibu, banyak generasi milenial yang mengungkapkan isi hatinya di media sosial, dan tak sedikit pula yang ingin memberikan hadiah untuk ibunya seperti karya puisi” Imbuh Sahabat rohman dalam rapat persiapan Lomba

Dan dengan di adakanya lomba cipta video kreasi puisi ini semoga bisa memberikan dampak positif terhadap peserta, sehingga mampu menambah daya saing dalam berkarya dan berkespresi .

PESTA KAMPUS !

Pesta meriah sudah mulai di helakan
Laga bergengsi yang sedang diperhatikan
Seketika merebak orasi-oraasi tangan
Menggaungkan sebuah tulisan-tulisan
Berisi kan nama yang diagungkan
Bergrilya berebut simpati
Citra pesona pun menjadi materi

Tak ada demokrasi secara substansial tanpa adanya Kejujuran juga keadilan semua hanya ilusi
Demokrasi, seni menyatukan bukan menjatuhkan
ia bak pelangi
Terkumpul dari bagian berbedaa dalam satu kombinasi

Bukan meyoal mengenal nama ataupun metatap wajah
Tapi bagaimana untuk bisa melihat isinya
Bukan pula soal sebatas janji semata
Tapi kerja nyata seperti apa nantinya

Memilih tanpa memilih memang merupakan wujud pilihan
Memilih tanpa adanya pertimbangan itulah keplin-planan

Oleh : Kader Basmalah!

BANGUN PEMUDA!

Tekanan, tekanan, dan benturan datang bertubi
Selalu datang dari segala lini
pikiran terpompa tanpa jeda berhenti
Letih selalu berkunjung menghiasi hari

Dalam penderitaaan ini
Nurani menggigil di sudut sepi
Tetap melangkah diatas rasa nyeri
Sekejap enggan untuk dapat bermimpi lagi

Sesegeralah bangkit !
Kau,, pemuda penggerak yang pantang tunduk, pantang tumbang dalam kenistapaan, sekokoh batu karang
Rakit dan rajud kembali serangkai tekad

Habiskan masa kelam penuh kesuraman ini badai pasti berlalu
Bangun pemuda, Jangan terlena dalam rebah bumi pertiwi
Kepiluan bukan untuk diratapi bahkan ditangisi
Jikalau pun perlu lakukan saja
Muntahkan, tumpahkan, tuntaskan
Tapi ingat, jangan lupa berdiri tegak dengan acungan metal sesudahnya

Karya : Sahabat Nur Fuadi ( Ketua Rayon Jaka Tingkir 20/21 )

PMII NGALAH Sambut Mahasiswa Baru Yudharta Dengan Kelas Public Speaking

Tanggal 4 Desember 2021 Bertempat di depan gedung aula pancasila, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat NGALAH mengadakan kelas publik speaking yang dinamai ES-KEPALS (Eksekusi Kelas Public Speaking) .

Forum ES KEPALS Ini sangat bermanfaat dan meriah. Hal ini dibuktikan dengan banyak nya peserta yang mengikuti forum tersbut. Terhitung kurang lebih 30 peserta yang datang dari berbagai kalangan mahasiswa.

Kegiatan ini diadakan dalam rangka melatih dan mengasah kemampuan public speaking para anggota PMII Ngalah dan menyambut Kedatangan calon anggota baru PMII Ngalah. Sebagaimana termaktub dalam tujuan PMII ” Terbentuknya Pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa Kepada Allah SWT , berbudi Luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita cita kemerdekaan Indonesia “

Pelatihan ini di pimpin langsung oleh sahabat M Afiful Khikam Selaku wakil Ketua 2 komisariat PMII Ngalah. Sahabat afif menyampaikan bahwasanya ada 3 unsur yang penting dalam public speaking mulai dari berani ( percaya diri) , Pendalaman Materi, dan Konsentrasi.

Setelah sahabat afif ( Selaku pemantik ) menyampaikan materi tentang public speaking dia juga mengajak seluruh peserta mempraktekkan materi public speaking tersebut. Berbicara di depan umum ( public speaking ) tidak cukup dengan materi tetapi juga harus di praktekkan dan terbiasa, imbuhnya.

Kegiatan ini di akhiri dengan sesi foto bersama antara peserta dengan pengurus rayon dan Komisariat PMII Ngalah. Sesi foto ini Juga diisi dengan pengambilan video sambil mengucapkan salam Pergerakan sebagai pamungkas akhir sesi foto bersama.

Penulis : Sahabat Nabil Khoiruddin

PC PMII Pasuruan Mati Suri, PMII Ngalah Gelar Tahlil dan Do’a Bersama

Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Ngalah Pasuruan gelar kegiatan Tahlil dan Do’a Bersama memperingati 100 hari wafatnya PC PMII Pasuruan, Jum’at (3/12) di Sekretariat PMII Ngalah Purwosari Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan yang diikuti oleh kader-kader PMII Ngalah Pasuruan tersebut diinisiasi karena keresahan terhadap kondisi Pengurus Cabang PMII Pasuruan masa khidmat 2021-2022 yang tanpa ada kabar dan tak kunjung nampak pergerakannya.

Dijelaskan oleh Noer Fikri Arrosyid, Ketua Komisariat Terpilih PMII Ngalah Pasuruan, “Sudah genap 100 hari sejak terpilihnya Ketua Umum dan Ketua Kopri dalam Konferensi Cabang ke-XX PC PMII Pasuruan masih belum terdengar kabar pelaksanaan pelantikan”.

“Sedangkan dalam peraturan organisasi hasil Muspimnas PMII tentang Syarat-syarat Pengajuan SK dan Pelantikan PMII bab V pasal 8 ayat 1 berbunyi “Pelantikan PKC, PC, PK, dan PR paling lambat dua bulan setelah Konkoorcab/Konfercab/RTK/RTAR” imbuhnya.

Selain itu, mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Universitas Yudharta Pasuruan ini juga mengkritik PC PMII Pasuruan yang selama ini belum nampak wujud pergerakannya. Fikri sapaan akrabnya beranggapan, PC PMII Pasuruan saat ini mengalami degradasi nalar kritis dan kemunduran dalam membangun eksistensi PMII di sektor internal maupun eksternal.

“Tentu ketika cabang dalam kondisi seperti saat ini akan berdampak pada proses pengkaderan organisasi di bawahnya” ucap Kader PMII asal Rayon Guevara tersebut.

“Dan dengan dilaksanakannya kegiatan Tahlil dan Do’a Bersama ini, Pengurus Komisariat dan seluruh Kader PMII Ngalah Pasuruan berharap PC PMII Pasuruan kembali pada role pergerakannya dan mampu mewujudkan PMII Pasuruan yang tertib administrasi serta lebih baik dari sebelumnya” pungkas Fikri.

Penulis : M Afiful Khikam

AKU PMII

deklamator: Dhalut Phyton
deklamator: Dhalut Phyton

 

Kala itu

Aku terus malu

Kebodohan tertuju padaku

Bukannya aku tertipu

Namun itulah aku

Sebelum bersamamu, PMII ku

 

Sejak saat itu

Aku terus maju

Kebodohan masih bersamaku

Bukan aku tak mau

Namun itulah aku

Saat-saat bersamamu, PMII ku

 

Saat ini

Aku terus bermimpi

Kebodohan adalah inti

Sebuah semangat mencari jati diri

Melupakan usaha dan pengorbanan diri

Petuah itu kuambil di PMII

 

Aku bagian dari PMII

Aku berhutang kepada PMII

Aku berhasil melalui PMII

Aku tersesat untuk maju pun di PMII

 

PMII buatku adalah jalan lurus

PMII adalah jalan sesat yang benar

Mereka yang bernaung dibawahnya

Tersadarkan akan dinamika kehidupan

 

Akhirnya

PMII menyadarkan kebodohanku untuk terus belajar

PMII mengingatkan usahaku menuju keberhasilan

PMII menginsyafkan dzikirku untuk menghamba

PMII membalikkan otakku untuk berpikir perubahan

PMII mendorongku untuk beramal saleh sebagai perjuangan

Itulah dzikir, pikir, dan amal saleh

 

malam pengukuhan PKD PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan
malam pengukuhan PKD PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan

Pasuruan, 04 April 2015

Makhfud Syawaludin

Sekretaris Umum PC PMII Pasuruan 2014-2015

*Pernah dideklamasikan pada Pembaiatan PKD (Pelatihan Kader Dasar) XIV PK PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan pada tanggal 9-12 April 2015

Ke-PMII-an; Mengintip sejarah Kelahiran, Simpul-Simpul perjalanan PMII, & Konstitusi PMII

Oleh: Makhfud Syawaludin*

20141129_090748
Permainan Ular Buta diselah-selah MaPABa tahun 2014

Penyegaran dan “Modernisasi” NU tidak lepas dengan keberhasilan PMII.

Kader-Kader PMII menyebar hampir ke semua tingkat NU ke seluruh Nusantara.

Ketaatan kultural kepada Ulama yang membangun Jam’iyah NU tidak berubah, tetapi lebih kritis mengembangkan pemikiran-pemikiran keagamaan yang sejalan dengan dinamika zaman.

(M. Said Budairysalah seorang deklarator kelahiran PMII)

 

  1. Cikal Bakal dan Kelahiran PMII

Pada awalnya memang PMII adalah bagian dari NU (Nahdhatul Ulama) di bawah naungan Banon IPNU (Ikatan Pelajar NU). Bermula munculya Ide pembentukan wadah kemahasiswaan berideologi ASWAJA sempat dilontarkan pada Muktamar II IPNU tanggal 1-5 Januari 1957 di Pekalongan Jawa Tengah. Namun, Ide tersebut tidak terlalu ditanggapi serius oleh pucuk pimpinan IPNU. Kala itu IPNU memang masih perlu pembenahan, sebab dari banyak fungsionaris IPNU berstatus mahasiswa, sehingga dikhawatirkan mengganggu perjalanan IPNU yang masih baru terbentuk (24 Februari 1954).

Meski demikian, keinginan kuat akan pembentukan wadah khusus mahasiswa terus berlanjut. Hal ini terbukti pada Muktamar III IPNU tanggal 27-31 Desember 1958 di Cirebon Jawa Barat, pucuk pimpinan IPNU didesak oleh peserta muktamar untuk membentuk wadah khusus tersebut dengan masih tetap dalam naungan IPNU, yakni dalam wadah departemen perguruan tinggi IPNU. Selanjutnya, adanya wadah dengan model tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Terbukti pada Konferensi Besar IPNU di Kaliurang Jogjakarta tanggal 14-16 Maret 1960, memutuskan terbentuknya suatu wadah/organisasi mahasiswa nahdliyin yang terpisah secara struktural maupun fungsional dari IPNU-IPPNU.

Terlepas dari itu, ternyata keingingan membentuk wadah tersebut telah lama ada. Misalnya berdiri IMANU (ikatan mahasiswa NU) pada bulan Desember 1955 di Jakarta. Akan tetapi, kehadirannya belum bisa diterima banyak pihak terutama sesepuh NU sendiri. NU takut adanya IMANU akan melumpuhkan IPNU yang baru 1 tahun sebelumnya berdiri dengan mayoritas pengurus IPNU adalah mahasiswa. Kemudian ada KMNU (keluarga mahasiswa NU) di kota Surakarta yang diprakarsai oleh H. Mustahal Ahmad. Tidak jauh berbeda, di Bandung ada dengan nama PMNU (persatuan Mahasiswa NU).

Lalu, apa yang mendasari pimpinan IPNU menyetujui adanya wadah khusus mahasiswa tersebut? Berikut alasannya: a). Wadah departemen perguruan tinggi IPNU dianggap tidak lagi memadai gerakan kemahasiswaan, b). Perkembangan politik dan keamanan di dalam negeri yang menuntut pengamatan yang ekstra hati-hati, khususnya bagi mahasiswa Islam, c). HMI satu-satunya wadah kemahasiswaan Islam pada waktu itu dinilai terlalu dekat dengan Partai Masyumi, sedangkan tokoh Masyumi telah melibatkan diri dalam pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia), d). Intelektualitas NU masih sedikit, dan e). Didirikannya kampus NU di berbagai tempat.

Lebih lanjut, setelah disepakati pembentukan wadah baru, dibentuk juga tim sponsor pendirian organisasi mahasiswa tersebut (sebanyak 13 orang), yakni: Kholid Mawardi (Jakarta), Said Budairy (Jakarta), M. Sobich Ubaid (Jakarta), M. Maksun Syukri BA (Bandung), Hilman (Bandung), H. Isma’il Makky (Yogyakarta), Munsif Nahrawi (Yogyakarta), Nuril Huda Suaidy HA (Surakarta), Laily Mansur (Surakarta), Adb. Wahab Jailani (Semarang), Hisbullah Huda (Surabaya), M. Cholid Narbuko (Malang), dan Ahmad Husain (Semarang).

Walhasil, terbentuklah organisasi PMII pada Musyawarah Mahasiswa Nahdliyin tanggal 14-16 April 1960 di Gedung madrasah Muallimin NU Wonokromo Surabaya kelanjutan dari Konferensi Besar IPNU di Kaliurang Jogjakarta tanggal 14-16 Maret 1960. Dikarenakan peraturan dasar PMII dinyatakan berlaku mulai 21 Syawal 1379/17 April 1960, sehingga harlah PMII dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 17 April 1960. Kemudian yang menjadi Pengurus Pusat PMII (PP PMII) pertama sebagai Ketua Umum adalah Mahbub Junaidi dan sekretaris umum adalah M. Said Budairi.

Mengapa organisasi yang baru tersebut bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)? Berikut alasan pemikirannya:

  1. Seperti bola pemikiran kalangan mahasiswa pada umumnya yang diliputi oleh pemikiran bebas
  2. Berpikir taktis demi masa depan organisasi yang akan dibentuk, karenanya untuk merekrut anggota harus memakai pendekatan ideologi ASWAJA
  3. Inisial NU tidak perlu dicantumkan dalam nama Organisasi
  4. Manivestasi nasionalisme sebagai semangat kebangsaan, karenanya Indobesia harus jelas dicantumkan.

Mengenai nama PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) adalah usulan dari Bandung dan Surabaya yang didukung oleh utusan Surakarta. Sebelumnya ada juga usulan Perhimpunan/Persatuan Mahasiswa Ahlussunah Waljama’ah, Perhimpunan Mahasiswa Sunny (Yogyakarta) dan IMANU (ikatan mahasiswa NU) oleh Jakarta.

 

  1. Situasi dan Kondisi Politik Sekitar Kelahiran PMII

Pada era orde lama, mahasiswa hanya menjadi alat partai politik. Sebut saja Partai Katolik dengan PMKRI (perhimpunan mahasiswa katolik indonesia), Parkindo dengan GMKI (gerakan mahasiswa kristen Indonesia), PNI dengan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PSII (partai syariat Islam Indonesia) dengan GMII, PSI dengan Gemsos, PKI dengan CGMI (consentrasi gerakan mahasiswa Indonesia), dan HMI lebih dekat/dikatakan sebagai underbouw Masyumi. Selain itu, Carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950-1959, tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada, dan pisahnya NU dari Masyumi. PMII hadir untuk lebih berhati-hati soal politik terutama atas nama mahasiswa Islam dan membantu partai NU.

 

  1. Deklarasi Independen PMII

Independensi PMII dicetuskan pada Musyawarah Besar II PMII di Murnajati Lawang Malang pada tanggal 14-16 Juli 1972, yang kemudian lebih dikenal dengan Deklarasi Murnajati. Secara formal PMII berpisah secara struktural dengan NU.

Menurut Otong Abdurrahman yang dikutip Moh. Fajrul Falakh (1988: 11), bahwa motivasi Independensi PMII sebagai berikut: a). Independensi PMII merupakan proses rekayasa sosial PMII dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, b). Mahasiswa sebagai insan akademis harus menetukan sikap, ukurannya adalah obyektifitas dalam mengemukakan ilmu, cinta kebenaran dan keadilan, c). PMII merasa canggung dalam menghadapi masalah-masalah Nasional karena harus selalu melihat dan memperhatiakan kepentingan induknya, d). Untuk mengembangkan ideologinya, PMII mencoba memperjuangkan sendiri, sebab dengan perubahan AD/ART yang tidak lagi dibatasi secara formal oleh madzhab yang empat. Dengan demikian diharapkan PMII dapat berkembang diperguruan tinggi umum dan lebih-lebih agama, sedangkan d). Secara politis sikap independen itu konon ada bergaining antara tokoh PMII pada saat itu dengan pemerintah, dan ini terbukti sejumlah tokoh PMII tersebut, seperti Zamroni, Abduh Paddare, Hatta Musthofa, Said Budairi, tercatat sebagai orang yang mendirikan deklarasi pemuda Indonesia yang kemudian menjadi KNPI (komite Nasional Pemuda Indonesia).

 

  1. Dekralasi Interdepedensi PMII

Deklarasi Murnajati tidak dimaksudkan menciptakan garis damargasi antara PMII di atu pihak dengan NU dipihak lain. Diantara keduanya senantiasa terjalin hubungan yang dibangun diatas persamaan paham keagamaan, pemikiran, sikap sosial, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Kongres X PMII tahun 1991 di Jakarta melahirkan pernyataan “Deklarasi Interdepedensi PMII-NU”.

Penegasan hubungan itu didasarkan pada pemikiran-pemikiran, yakni a). Interdepedensi PMII-NU ditempatkan dalam konteks keteladanan ulama (pewaris Nabi) dalam kehidupan keagamaan dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, b). Adanya ikatan kesejarahan PMII-NU. Bagaimana pun, mayoritas warga PMII berasal dari NU, secara langsung maupun tidak, akan mempengaruhi perwatakan PMII secara umum, c). Adanya kesamaan paham keagamaan PMII-NU. Sama-sama mengembangkan Islam Aswaja (Tawassuth, I’tidal, Tasamuh, Tawazun, dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar) serta menganut pola pikir, pola sikap, dan pola tindak secara selektif, akomodatif, dan integratif (sesuai prinsip dasar almuhafadatu Alal Qadimis Shalih Wal Akhzdu Biljadi al Aslah), d). Adanya kesamaan persamaan kebangsaan, yakni Islam Indonesia, dan e). Adanya persamaan kelompok sasaran, yakni masyarakat kelas menengah kebawah.

Sedangkan untuk merealisasikan interdepedensi PMII-NU, sekurang-kurangnya terdapat prinsip-prinsip a). Ukhuwah Islamiah, b). Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, c). Mubadi Khoiru Ummah (langkah awal pembentukan umat terbaik), d). Al Musawah (seimbang), dan e). Hidup berdampingan dan berdaulat secara penuh.

  1. Konstitusi PMII

Setiap organisasi itu harus mempunyai konstitusi (aturan-aturan) agar semakin mudah mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, termasuk PMII. Misalnya, PMII berazaskan Pancasila (Pasal 2 AD/ART PMII).

Selain itu, PMII juga bersifat keagamaan, kemahaiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi, dan profesional (pasal 3 AD/ART PMII). Adapaun tujuan PMII yaitu terbentuknya pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (pasal 4 AD/ART PMII). Kemudian struktur organisasi PMII terdiri dari a). Pengurus Besar (PB), b). Pengurus Koordinator Cabang (PKC), c). Pengurus Cabang (PC), d). Pengurus Komisariat (PK), dan e). Pengurus Rayon (PR) (pasal 7 AD/ART PMII).

Lebih lanjut, PMII dalam hal permusyawaran terdiri dari 1). Kongres, 2). Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas), 3). Rapat Kerja Nasional (Rakernas), 4). Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), 5). Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab), 6). Rapat Kerja Daerah (Rakerda), 7). Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda), 8). Konferensi Cabang (Konfercab), 9).  Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab), 10). Rapat Kerja Cabang (Rakercab), 11). Rapat Tahunan Komisariat (RTK), 12). Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR), 13). Kongres Luar Biasa (KLB), 14). Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkoorcab LB), 15). Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB), 16). Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB), 17). Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB) (pasal 26 AD/ART PMII).

Selain itu, kaderisasi di PMII bertopang pada tiga pilar yakni Kemahasiswaan, Keislaman, dan Keindonesiaan. Adapun jenis kaderisasi meliputi tiga hal, yakni 1). kaderisasi formal (pendidikan yang mengarah pada pemahaman terhadap tugas dan fungsi PMII) misalnya MaPABa, PKD, dan PKL, 2). kaderisasi non formal (Pendidikan yang mengarah pada kebutuhan warga PMII) misalnya seperti pelatihan Jurnalistik, pelatihan Manajemen Forum, dan lain sebagainya, dan 3). kaderisasi informal (pembelajaran yang bertujuan membiasakan kader dengan misi, tugas, tanggungjawab, dan berbagai suasana keseharian organisasi) misalnya mengajak diskusi anggota PMII, berkunjung ke PMII kampus lain, dan lain sebagainya. Ketiga kaderisasi tersebut saling merajut menuju kader ulul albab.

Makna Lambang PMII (Oleh H. Said Budairy)

  1. Bentuk ;

Perisai berarti ketahanan dan kemampuan mahasiswa Islam Indonesia terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.

  1. Bintang berarti ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
  2. Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rosullullah dan sahabatnya.
  3. Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzhab yang berhaluan ahlussunah wal jama`ah.
  4. Sembilam bintang sebagai jumlah bintang bermakna ganda :
    1. Rosulullah dan empat sahabatnya serta empat imam madzhab itu, laksana bintang yang slalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan menerangi kehidupan manusia.
    2. Sembilan orang penyebar Islam di Indonesia yang dikenal dengan Wali Songo.
    3. Warna :
      1. Biru; sebagaimana dalam tulisan PMII berarti kedalaman ilmu yang harus dimiliki dan digali oleh kader pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan yang mengelilingi kepulauan Indonesia dan menyatukan antar kepulauan.
      2. Biru muda; sebagai warna dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
      3. Kuning; sebagai warna dasar perisai sebelah atas berarti identitas kemahasiswaan yang bersifat dinamis dan semangat yang selalu menyala serta pengharapan menyongsong masa depan.

pmii

Berpikir se-kritis dan se-radikal mungkin, yang penting tetap belajar.

Semoga tetap semangat Membaca, Berdiskusi, dan Menulis Sahabat/Sahabati.

 

Daftar Buku Bacaan

Buku Panduan Kaderisasi PMII 2014 PB PMII 2011-2014

Hasil-Hasil Muspimnas Jayapura Papua 11-16 Desember 2012

Hasil Kongres PMII Jambi 30 Mei-09 Juni 2014

Fauzan Alfas, PMII dalam simpul-simpul sejarah perjuangan, PB PMII 2006

*Ketua Komisariat PMII Ngalah UYP 2012-2013

Disampaikan pada MaPABA 2014 di PP Ketan Ireng Prigen

PMII Ngalah dalam Hati Kader-Kadernya

IMG_20141016_103431

Mentari meninggi tepatnya pada pukul 09.30 WIB hari Kamis, 16 Oktober 2014 menjadi awal pembukaan acara Rapat Tahunan Komisariat (RTK) ke XIV PMII Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan bertempat di Aula Pancasila Universitas Yudharta Pasuruan. Seruan “tangan terkepal dan maju kemuka” memberikan getaran hati semua peserta termasuk penulis kembali mempunyai ruh pergerakan bersama PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Terdengar “PMII Ngalah harus mempunyai paradigma baru. PMII harus membangun kepercayaan publik dan mengetahui arah gerakannya, PMII kembali ke kampus, pesantren, dan masjid. Ini adalah pesan alumni Ngalah (pak Dayat) sekaligus instruksi dari PB PMII”, begitu kata Makhfud Syawaludin selaku Sekretaris Umum PC PMII Pasuruan 2014-2015 yang membuka acara RTK tersebut.

Rangkain acara RTK diawali dengan kegiatan Family Gathring, dengan tema “Dilema antara pragmatisme dan loyalitas kader-kader PMII”. Acara tersebut dihadiri 6 alumni lintas generasi sebagai pembicaranya. Sebut saja M. Dayat (angkatan 2000), Zainal Akhwan (angkatan 2005), Khafidz Rasyidi (angkatan 2007), Heri Sunarno (angkatan 2007), M. Ismail (angkatan 2008), dan Anisaus Sholihah (angkatan 2009). Beberapa pesan sekaligus motivasi yang disampaikan mengarah pada apa yang sebenarnya harus kita berikan kepada organisasi dan manfaat peningkatan kedewasaan diri melalui organisasi. Selain itu, PMII menjadi lumbung ilmu dan pondasi bergerak bagi para kader-kader PMII dalam dunia profesional. Luar biasa bukan? Bagaimana dengan kita?

Posisi duduk yang begitu formal ketika pembukaan, diobrak-abrik oleh moderator atas instruksi sahabat Zainal Akhwan menjadi posisi duduk melingkar. Posisi duduk tersebut memberikan pesan “Kita semua masih tetap sejajar di dalam PMII, baik itu alumni, kader, dan anggota masih menyandang sebutan Sahabat dan Sahabati serta berkeharusan bersama-sama tetap berdzikir, berpikir, dan beramal saleh.” Begitu kata Makhfud Syawaludin, selaku moderator. Lebih lanjut, moderator membuka refleksi dengan memaparkan motivasinya di PMII dan memperkenal seluruh alumni yang menjadi pembicara sekaligus menyatakan “saya ngefans kepada Beliau-Beliau, dan banyak mendapatkan ilmu dari Beliau-Beliau,” ungkap Ketua Komisariat Ngalah 2012-2013.

PMII adalah titik penting bagi saya”ungkapan Zainal Akhwan menjadi pembuka pembica dari para alumni. Beliau bercerita bahwa di PMII ikuti saja prosesnya, kalian akan menemukan manfaat ketika sudah pasca PMII. Masih melekat dalam persepsi Beliau, bahwa ikut PMII akan tersesat di jalan yang benar. “Ketika di PMII, saya mengikuti tanpa tahu secara jelas sebenarnya tujuannya apa. Tetapi ketika pasca PMII dan bekerja di dunia profesional saya sadar, bahwa saya di PMII benar-benar tersesat di jalan yang benar,” Ungkap Dosen Komunikasi Universitas Yudharta Pasuruan. Lebih lanjut, “ikut di PMII memberikan banyak manfaat buat diri saya dalam menjadi kehidupan. PMII, teruslah berusaha bermanfaat diruang publiknya,” begitu kata penutup dari Presiden Mahasiswa UYP 2006-2007.

Menyambung sahabat Zen, “PMII adalah sumber gerakan kita” ungkap Sahabat Khafidz Rosyidi, dosen Fakultas Teknik UYP. PMII harus menata kaderisasi, sebab kaderisasi itu penting. Dan tak lupa pula soal pendistribusian kader-kadernya. PMII mesti membangun citra dirinya dengan baik di kampus dan di pesantren. Selain itu, “kader-kader PMII harus aktif. Aktif itu ketika kader mempunyai persepsi apa yang kita berikan kepada organisasi. Sebaliknya bila kader itu pasif, maka kader tersebut akan berpersepsi aku dapat apa diorganisasi”. Ungkap Presiden Mahasiswa UYP 2008-2009. Terakhir, alumni melalui sahabat Khafidz menyatakan siap membatu PMII. Sebab “Kebesaran organisasi juga ditopang oleh Alumni” kata penutup dari ketua komisariat Ngalah 2007-2008.

Tiba-tiba hening, ketika M. Dayat akan memulai orasinya. Berbeda ketika beliau menyapa dengan sebutan sahabat-sahabati dan mengakui “saya masih sahabat”, seluruh kader PMII tersenyum dan mulai ramai kembali. “PMII jangan hanya dijadikan tempat berkumpul saja, PMII wadah kedewasaan” ungkapan dalam dari kepala BAUK UYP tersebut. Kemudian Beliau bertanya, “apa motivasi kalian ikut PMII? Ketika kita sudah tahu tujuan itu, maka akan kita peroleh tujuan itu”, kata tegas dari pengurus yayasan darut taqwa tersebut. Selanjutnya membahas soal perizinan dari pesantren yang ketat, beliau dengan bijaksana mengatakan anggap saja itu sebagai kearifan lokal, sebab dengan adanya tantangan tersebut organisasi dapat menjadi dewasa dan besar. Selain itu, belajar diorganisasi juga mengasah kemampuan otak kanan kita. Jangan ragu danyakinlah belajar diorganisasi membantu kematangan berpikir kita dalam menjalani kehidupan. “PMII, bangun eksistensi diri dengan membentuk kepercayaan publik”, ungkap dosen UYP tersebut. Menutup pembicaraannya, “hanya PMII, Visi dan Misinya serupa dengan Visi Misi Yayasan Darut Taqwa. Sama seperti PMII, Yayasan juga mengajarkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual”. Kata Sahabat Dayat, Direktur LP2TS (Lembaga Pengembangan Penelitian dan Transformasi Sosial) tersebut.

Tiba kemudian giliran seng baurekso PMII Ngalah, sahabat Heri Sunarno, akrap disebut Cak Ndeng. “Saya adalah kader PMII paling Goblok, karena kegoblokan itu saya belajar di PMII”, ungkap dosen komunikasi UYP. Sebelum ini, di PMII ada banyak kegiatan bakat minat seperti PSP (Paduan Suara Pergerakan), Teater, Group Band “Yowes band”, dan Pecinta Alam “Hiu Darat”. Menurut Beliau, momen RTK adalah awal terbaik untuk menyatukan PMII. “Belajar di PMII jangan nanggung, gak rugi kok”. Kata cak ndeng, kader yang hidup di PMII selama 11 tahun. Setelah selesai, pak dayat kemudian angkat bicara “Hampir yang mempelopori macam-macam organisasi di Ngalah adalah PMII”.

Kesempatan mendekati akhir, dimulai oleh sahabati Anisaus Sholihah. “Sampai hari ini, saya masih menyimpan jaket PMII saya, yang memang cukup besar. Hehehe”. Selanjutnya sahabati Anis berpendapat, “PMII harus mengembangkan paradigma baru soal aktifitasnya, bahwa dimanapun aktifitas PMII harus baik dan mewarnai. Menjadi pekerjaan rumah kita, meskipun kegiatan PMII di dalam lingkungan yayasan juga harus dapat berjalan maksimal dan jangan berprasangka bila berada di dalam kegiatan tidak maksimal”, Pengurus Komisariat PMII Ngalah 2012-2013. Lebih lanjut, “Pengurus pondok boleh ikut organisasi”, ungkap mantan pengurus asrama D dan keamanan Putri PP Ngalah. Kemudian akhirnya di akhiri oleh sahabat M. Ismail. “Loyalitas, baru yang lain-lain”, kemudian “Tingkatkan kinerja Rayon, mungkin sekarang bisa ada 5 (lima) rayon”, begitu kata ketua BEM-F pertama dan terakhir di UYP 2008-2009. Berbicara soal program di PMII, “Jangan banyak-banyak program, yang penting berkelanjutan/Istiqamah”, dan “Hampir semua ilmu dan pengalaman saya karena PMII”, ungkapan terakhir dari ketua I PK PMII Ngalah 2009-2010. Sebelum ditutup, sahabat Khafidz menyanyikan lagu ciptaan PMII Ngalah, yang judulnya lupa:

 

Bila Ku Tatap Jauh…..

Ingin Ku Merengkuh…

Namun, Ku Terbelenggu oleh Paruh Hatiku

Reff:

PMII…..

Kuserahkan Jiwa dan Ragaku

PMII….

Ku Serahkan Hanya Untuk Dirimu

 

Setelah semua pembincangan hangat berakhir, kemudian dihibur oleh penampilan perwakilan kader PMII menyanyikan lagu-lagu pergerakan. Suasana hari yang panas tersebut menjadi suasana nyaman keluarga besar PMII Ngalah. Semoga PMII Ngalah semakin jaya.

Sekali bendera dikibarkan, hentikan ratapan dan tangisan. Mundur satu langkah adalah penghianatan.

Tangan Terkepal dan Maju Kemuka. Hidup PMII. Salam Pergerakan.

Paparan diatas hanya sebagian dari beberapa pesan, motivasi, dan ilmu yang dapat dirajut oleh penulis. Mohon Maaf apabila terdapat kesalahan. Bila perlu, tambah pesan-pesan yang kalian dengar ketika acara tersebut dengan berkomentar. Terima Kasih.

Salam Takdim. Makhfud Syawaludin.

Atas ↑